Senin, 12 September 2011

Keihlasan dalam beribadah



Ikhlas adalah satu kriteria untuk menetapkan diterima atau ditolaknya amal ibadah seseorang dari umat yang mengaku telah Islam dan telah beriman. Kita cukup mengetahui satu prinsip saja, yaitu bahwa Iman ialah kepercayaan kepada Allah dan Islam ialah satu ketundukan dan kepatuhan kepada Allah. Maka semua tindak dan gerak, semua kata dan perbuatan, semua amal dan ibadat seseorang Muslim dan Mukmin, haruslah karena Allah belaka, lantaran hendak mencari mardhatillah semata.Allah hanya menginginkan, kiranya niat dan maksud tujuan hambaNya berkata dan berbuat hendaklah karena Ia saja, jangan karena yang lain. Ini saja yang dikehendaki Allah, yang lain tidak dimintaNya. Jangan menyekutukan Allah dengan yang lain, dalam bentuk apapun. Sebab keMAHABESARANNya jangan sampai disaingi oleh apapun dari makhluk yang diciptakannya sendiri..
“Sesungguhnya setiap amal perbauatn tergantung pada niatnya”demikianlah hadits nabi. Dalam kita melakukan amal ibadah, niat mempunyai peranan utama sebagai orientasi ibadah kita. Apakah kita beribadah karena Allah semata ataukah karena suatu hal selain Allah.
Tiada pahala bagi orang yang bertujuan dunia dan popularitas. Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan Ibnu Hibban juga oleh Al Hakim dari Abu Hurairah ra. Bahwa seorang laki-laki bertanya” wahai rasulullah ada seorang laki-laki yang keluar berjihad dengan tujuan harta benda dunia”.
Rasulullah SAW menjawab, “tiada pahala baginya”. Orang-orang menganggap jawaban itu sangat berat, lalu mereka berkata kepadanya, “ulangilah pertanyaan itru kepada Rasulullah!” maka lelaki itu berkata, “wahai Rasulullah! Ada seorang lelaki yang berjihad dijalan Allah karena ingin mencari harta benda dunia.”
Rasulullah menjawab, “tiada pahala baginya.” Orang-orang menganggap berat jawaban itu, dan mereka berkata, “ ulangilah pertanyaan itu kepada Rasulullah!”maka lelaki itu bertanya kepada rasulullah untuk ketiga kalinya, “ada seorang laki-laki yang berjihad dijalan Allah karena ingin mencari harta benda dunia.” Rasulullah menjawab, “tiada pahala baginya”
Dalam riwayat iamam Abu Dawud dan An-Nasai, dari Abu Umamah ra, seorang laki-laki datang kapada rasulullah dan bertanya, “bagaimana pendapatmu mengenai seorang laki-laki yang berperang untuk mencari pahala dan pujian manusia terhadap dirinya, apa yang akan diperolehnya?”
Rasulullah menjawab, “ia tidak akan memperoleh apapun”. Kemudian beliau bersabda, “sesungguhnya Allah tidak akan menerima suatu amalan kecuali dilakukan dengan ikhlas dan ditujukan mencari ridha-Nya”.
Dalam QS Al An`am 162-165 terdapat firman Allah yang artinya
Katakanlah: “sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”163. “tiada sekutu bagi-Nya dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri kepada Allah.
Apapun bentuk kehidupan umat islam, semuanya hendaknya didasarkan pada ibadah kepada Allah dalam bentuk keikhlasan dengan sepenuh hati, karena hanya ibadah yang didasari keikhlasan karena Allah semata yang akan samapai kepada Allah dan mendapat pahala yang berlipat-lipat. Hanya beribadah yang ikhlas karena Allah sematalah yang merupakan ibadah yang murni pengabdian sepenuhnya merdeka. Ibadah yang penuh keikhlasan adadah yang sepenuhnya karena Allah semata bukan karena lainnya, apakah itu popularitas, pujian ataupun keduniaan. Orang-orang tersebut yang ditak sanggup digoda oleh iblis, sebagaimana janji iblis bahwa iblis akan menyesatkan semua hamba Allah kecuali hamba-hamab Allah yang mukhlis. Sebagaimana terdapat dalam QS. Al hijr; 39-40 yang artinya. Iblis berkata, “Ya Tuhan-ku, oleh sebab engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan aku pasti akan menyesatkan mereka semunaya. Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis diantara mereka.
Selanjutnya dalam ayat 43 Allah berfiman. “ sesungguhnya hamba-hambaku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang sesat”.
Apapun bentuk aktifitas kita hendaknya dilakukan dengan niat karena Allah semata. Dalam ajaran islam ketika kita hendak melakukan suatu kebaikan maka dianjurkan untuk dimulai dengan mebaca bismillah dan diakhiri denga mebaca Alhamdulillah sebagai bentuk pengabdian kita kepada Allah sebagai hambanya yang selalu berbuat karena Allah semata.
Ibadah yang didasarkan karena keikhlasan dan niat tulus sepenuhnya karena Allah semata akan menjadikan kita sadar sepenuhnya bahwa kita adalah hamba Allah. Akan menhindarkan kita dari kekecewaan, pengharapan yang berlebihan pada dunia akan sering mendatangkan kekecewaan. Namun ketika pengharapan didasarkan pada allah kita akan menyadari bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik untuk hambanya. Ibadah atas dasar keikhlasan akan menghindarkan kita dari kesyirikan khusunya kesyirikan yang tanpa kita sadari karena ada selain Allah yang menjadi orientasi ibadah kita.
Wallahu a`lam.

bagaimana pendapat kalian ttg keikhlasan tersebut?