Selasa, 04 Mei 2010

Sisi-sisi Pendidikan Islam yang terdapat pada era dinasti Mughal



Dalam bidang intelektual, kemajuan dizaman tiga kerajan besar tidak sebanding dengan kemajuan di zaman klasik. Dalam bidang ilmu keagamaan umat islam sudah mulai bertaqlid pada imam-imam yang besar yang lahir pada masa klasik, sains yang berkembang pada masa klasik ada yang tidak berkembang lagi bahkan dilupakan . Kemajuan yang dapat dibanggakan pada masai ini hanya dalam bidang politik, kemiliteran, dan kesenian terutama arsitektur .
Namun demikian dalam sejarah peradaban islam, ada segi-segi pendidikan islam yang patut diketahui, ada beberapa sultan yang sangat berpengaruh dalam masa kejayaan dinasti Mughal. Dalam penggalan sejarah Dinasti Mughal, tampil dua penguasa paling berpengaruh : Akbar Khan dan Aurangzeb. Meskipun keduanya memerintah dalam dekade yang berbeda, tetapi kebijakan Akbar Khan dan Aurangzeb, khususnya berkaitan dengan pengembangan Islam di India, memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Akbar mengembangkan pola Islam sinkretis. Sebaliknya, Aurangzeb mengembangkan pola Islam puritan.
Pada masa kepemimpinan sultan Akbar Agung yang dikenal sebagai pribadi yang jenius, bijaksana, ahli perang, dan administrator Negara yang ulung. Selain itu ia juga dikenal sebagai tokoh perbandingan agama . Akbar menghormati semua agama. Dia membangun kuil untuk orang hindu, dan pada tahun 1575 mendirikan “rumah ibadah” tempat para pemuka dari semua agama dapat bertemu untuk berdiskusi. Akbar mempunyai pendapat yang liberal dan ingin menyatukan semua agama dalam satu bentuk agama baru yang diberi nama Din Illahi. Prestasi ini disebabkan karena pemikirannya dalam konsep Din-e-Illahi yang mengandung anasir dari berbagai unsur agama yaitu hindu, Budha, Jaina, Islam, Parsi, dan Kristen. Inti dari konsep ajaran tersebut adalah bahwa agama merupakan gejala dari rasa tunduk kepada Dzat Yang Maha Kuasa. Menutrut sultan agama-agama tersebut pada hakekatnya adalah satu. Oleh karena itu perlu dicari jalan kesatuan inti agama, dan ia membuat agama baru yang disebutnya Din-e-Illahi(1582) . Dalam buku sejarah islam singkat Akbar mendirikan tariqat sufinya sendiri, yang dipersembahkan untuk Tuhan Monoteisme”(tauhid illahi), yang didasarkan pada keyakinan al-Qur`an bahwa Tuhan Yang Esa dapat mewahyukan Diri dalam setiap agama wahyu . Satu kebijakan yang menjadi bencana politik di India adalah dia sudah menepatkan ulama diistana pada awal kekuasaannya, tetapi dia tidak terlalu tertarik pada syariah. Dia cenderung pada sufisme dan filsafat, yang keduanya condong pada visi universalisme. Akbar ingin membangun Negara percontohan yang sudah digambarkan oleh para filsuf. Sejarawan sufi Abdulfazl Allami (1551-1602) memandang Akbar sebagai filsuf raja. Dia juga yakin bahwa Akbar adalah manusia sempurna yang dipercaya oleh kaum sufi akan hadir dalam setiap generasi untuk memberikan petunjuk Illahi kepada umat.
Sultan-sultan yang besar setelah Akbar adalah Jehangir dengan permaisurinya Mehruun Nisa` yang diberi gelah Nurjanah. Jehangir dijuluki raja pelukis dari para pelukis. Hal ini disebabkan karena karya-karya lukisannya yang bagus dan luar biasa .
Syah Jihan berkuasa antara 1627-1658, pada intinya ia tetap menjalankan kebijakan-kebijakan Akbar. Taj Mahal yang dibangunnya melanjutkan tradisi kakeknya, yaitu memadukan arsitektur islam dan Hindu. Di istananya, dia menjadi pelindung para penyair hindu dan karya-karya ilmiah islam diterjemahkan kedalam bahasa sansakerta. Akan tetapi syah jihan cenderung memusuhi sufisme dan kesalehannya lebih didasrkan pada syariah daripada kesalehan Akbar. Di bidang ilmu pengetahuan, Syah Jihan mendirikan perguruan tinggi di Delhi. Aurangzeb mendirikan pusat pendidikan di Lucknow. Tiap masjid mempunyai lembaga tingkat dasar yang dipimpin oleh seorang guru. Sejak berdiri banyak ilmuan yang belajar di India.
Aurangzeb (1658-1707 M) berusaha mengislamkan seluruh india, tetapi justru memancing permusuhan abadi dari hindu dan sikh. Aurangzeb dinilai berhasil menjalankan pemerintahanya, dia memberikan corak keislaman ditengah-tengah agama hindu. Aurangzeb mengajak rakyatnya masuk islam, ia menyuruh arca-arca Hindu ditanam di jalan-jalan menuju masjid agar orang islam setiap harinya menginjak arca-arca tersebut. Kebijakan Aurangzeb tersebut banyak menuai kritik dari kalangan hindu. Tindakan yang sewenag-wenang itu pula yang pada akhirnya membawa kerajaan mughal mengalami kemunduran , meskipun tetap berkuasa selama 150 tahun berikutnya. Sesudah Aurangzeb terdapat sultan-sultan yang lemah yang tidak dapat mempertahankan kelanjutan kerajaan Mughal.
Usaha perbaikan dilakukan selama abad 18 antara hindu dan muslim di istana, mereka sama-sama membaca serta menterjemahkan buku-buku dari eropa . Disamping itu juga Bahasa urdu meningkat menjadi bahasa literatur dan menggantikan Bahasa persia yang sebelumnya dipakai dikalangan istana sultan-sultan di Delhi. Menurut sejarahnya penulis-penulis besar pertama dalam bahasa ini adalah Mazhar, Sauda, Dard, dan Mir, kesemuanya di abad kedelapan belas.

DAFTAR PUSTAKA
Amstrong, Karen. 2002. Sejarah Islam Singkat. Terj. Ahmad Mustofa. Elbanin Media: Yogyakarta. 2008
Karim, M. Abdul. 2007. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Pustaka Book Publiser: Yogyakarta.
Nasution, Harun. 1985. Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya. UI-Press: Jakarta.
Yatim, Badri. 2003. Sejarah Peradaban Islam : Dirasah Isalamiyah II. Raja Grafindo Persada: Jakarta.